DAERAH TERTINGGAL
Penyebab
· Sumber daya
alam: Beberapa daerah tertinggal tidak memiliki potensi sumber daya alam,
daerah yang memiliki sumber daya alam yang besar namun lingkungan sekitarnya
merupakan daerah yang dilindungi atau tidak dapat dieksploitasi, dan daerah
tertinggal akibat pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan.
· Sumber daya
manusia: Pada umumnya masyarakat di daerah tertinggal pendidikan, pengetahuan,
dan keterampilan yang relatif rendah serta kelembagaan adat yang belum
berkembang.
· Prasarana
dan Sarana: Keterbatasan prasarana dan sarana komunikasi, transportasi,
air bersih, irigasi, kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya yang menyebabkan
masyarakat di daerah tertinggal tersebut mengalami kesulitan untuk melakukan
aktivitas ekonomi dan sosial.
· Kebijakan
pembangunan: suatu daerah menjadi tertinggal dapat disebabkan oleh beberapa
kebijakan yang tidak tepat seperti kurang memihak pada pembangunan daerah
tertinggal, kesalahan pendekatan dan prioritas pembangunan, serta tidak
dilibatkannya kelembagaan masyarakat adat dalam perencanaan dan pembangunan.
Selain itu menurut saya, Kondisi
tersebut menyebabkan kegiatan sosial ekonomi masyarakat terbatas dan
pengelolaan sumber daya alam kurang maskimal sehingga mendorong terjadinya
kemiskinan.
Program
Yang Dilakukan Pemerintah Untuk Mengatasi Daerah Tertinggal
Menurut data Kementrian
Negara Pembangunan Daerah Tertinggal tahun 2009, 183 kabupaten di Indonesia
masih menyandang status tertinggal. Angka ini mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya, 199 kabupaten. Guna meningkatkan pemerataan pembangunan di
Indonesia, terutama di tingkat kabupaten maka pada tahun 2005 Pemerintah
Indonesia meluncurkan program PNPM Mandiri Daerah Tertinggal dan Khusus (PNPM
Mandiri DTK). Program nasional ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan dan
pertumbuhan sosial ekonomi daerah tertinggal dan khusus dengan mengembangkan
kapasitas pemda, masyarakat dan sektor swasta dalam melaksanakan pembangunan di
daerahnya. Eratnya keterkaitan antara pihak pemda, masyarakat dan sektor swasta
dalam pengimplementasian program serta cakupan wilayahnya menjadi ciri unik
dari PNPM Mandiri DTK. Seperti yang dilontarkan oleh Fasilitator Sumba Barat,
NTT, Ir Didik Wahyudi di Acara Radio Talk Show KBR68H di Kedai Tempo pada
tanggal 21 Juli 2010, “Sinergisitas program bisa bersinergi dengan
kepentingan pembangunan di daerah karena pada program ini kita mengenal
kegiatan yang didanai harus antar desa atau antar kecamatan. Ini yang tidak ada
didalam program yang lain. Jadi sekopnya biaya kecil tapi bisa menghasilkan
manfaat yang besar itu yang kita harapkan.”
Dalam pelaksanaannya,
program ini memiliki empat kegiatan utama,yaitu infrastruktur,
pendidikan, kesehatan dan pengembangan sektor swasta. Selain itu, PNPM Mandiri
DTK juga memberikan perhatian terhadap peningkatan peran perempuan dan pemuda
untuk mendukung iklim perdamaian, terutama di wilayah konflik. Melihat keunikan
PNPM Mandiri DTK – baik dari sisi pihak yang terlibat, mekanisme
pelaksanaan serta jenis kegiatannya, sudah tentu program ini memiliki tantangan
tersendiri dalam pengimplementasiannya. Banyaknya pihak yang terlibat sudah
pasti mengakibatkan panjangnya tahapan pelaksanaan serta proses birokrasi yang
harus dilakukan, sehingga berujung pada keterlambatan pengimplementasian
program. Hal ini diamini oleh Ediyan, SE, MP, Kepala Bidang Perencanaan Sosial
Bappeda, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Menurut beliau, panjangnya
mekanisme menimbulkan respon majemuk dari masyarakat. Sedangkan dari sisi
birokrasi juga mengalami kendala akibat kuatnya kultur dominasi dari sisi
pemerintah daerah dalam proses kegiatan yang harus diminimalisasikan agar dapat
meningkatkan partisipatif masyarakat.
Selain durasi
pelaksanaan yang cukup memakan waktu, program ini juga harus menghadapi
permasalahan akan kondisi masyarakat di wilayah tertinggal itu sendiri. Menurut
Didik, tantangan lainnya dalam menjalankan program ini adalah sumber daya
manusia yang sulit sekali diajak untuk lebih maju dan memiliki adat istiadat
yang sangat kental. Hambatan yang sama juga dinyatakan oleh Yusri Ina Kii,
Penerima Manfaat dari Sumba Barat, “Saya merasakan sedikit adanya gap, yaitu
kendala utamanya karena adanya budaya lokal di tempat kami di kabupaten Sumba
barat dimana kaum perempuan kurang diberi ruang . Hal itu dilandasi oleh budaya
lokal yang senantiasa menomor duakan kaum perempuan sehingga dengan keadaan
seperti itu perempuan kurang proaktif atau berpartisipasi secara maksimal dalam
kegiatan program tersebut.”
Kemajuan
Atau Perubahan Yang Terjadi Setelah Dilakukan
Program
Pemerintah
Mengingat besarnya
tantangan yang harus dihadapi, selama lima tahun pelaksanaannya, program
tersebut cukup mampu membawa dampak positif terhadap kehidupan masyarakat –
baik di daerah tertinggal ataupun wilayah konflik. Seperti yang dituturkan oleh
Penerima Manfaat dari Sumba Barat, Federik Bole, “Pertikaian antara suku di
daerah saya itu sudah berkurang karena diakomodir oleh usulan pemuda ini,
disini juga sering bentrok antara pemuda ini. Tetapi dengan adanya program ini,
kami buat satu program dimana pemuda-pemuda di daerah saya itu jadi terlihat
dengan jelas. Kalau di program PNPM Mandiri DTK ini lebih transparan istilahnya
apa yang diinginkan oleh masyarakat itu betul-betul lebih diutamakan”.
Dampak positif lainnya adalah peningkatan kapasitas di kalangan masyarakat dan
pemda setempat. Ediyan berpendapat bahwa melalui peningkatan kapasitas yang
dilakukan terhadap masyarakat maupun aparatur pemda dapat membantu mereka
mengerti mengenai perencanaan pembangunan partisipatif, sehingga seluruh pihak
yang terlibat dapat lebih memahami proses pembangunan di daerahnya.
Berbagai dampak positif
bagi masyarakat yang mampu dihadirkan oleh program ini, membuat para pihak yang
terlibat berharap keberlanjutan program ini dapat terus dilaksanakan. Didik
mengungkapkan bahwa saat ini masyarakat sudah mulai menunjukkan sikap responsif
terhadap pelaksanaan kegiatan, sehingga beliau berharap PNPM Mandiri DTK ini dapat
dilaksanakan 10 bahkan sampai 50 tahun lagi. Menanggapi harapan ini, Hanibal
menyatakan, “ Keberlanjutan atas pembiayaan program akan kembali
diberikan pada fase berikutnya dengan desain penyempurnaan ke depan. Hal ini
sesuai dengan target KPDT, yaitu pada tahun 2014 diharapkan 50 kabupaten sudah
keluar dari ketertinggalan.”
Ide
Atau Gagasan
Menurut saya pengembangan ekonomi kreatif di daerah
tertinggal merupakan gagasan untuk memajukan daerah tersebut. Hal ini dilakukan
untuk mempercepat pengentasan daerah tertinggal yang masyarakat serta
wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala
nasional.
Seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia, daerah tertinggal memiliki keunikan budaya yang sudah berlangsung turun-temurun bahkan menjadi sumber penghidupan masyarakatnya selama ini. Tentunya hal ini merupakan potensi yang bisa dikembangkan menjadi kegiatan ekonomi kreatif untuk menggerakkan ekonomi setempat serta mengangkat kesejahteraan masyarakatnya ekonomi kreatif bersumber dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Produk ekonomi kreatif yang saat ini cukup diminati konsumen domestik dan global banyak yang bisa dikembangkan masyarakat daerah tertinggal seperti batik, ukiran, bordir, kaligrafi, aksesori, produk kulit, dan makanan ringan. Yang penting produk tersebut ada muatan corak budaya atau citarasa khas daerah yang membuatnya unik menarik di mata konsumen, bisa dijadikan suvenir, hadiah atau semacamnya.
Seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia, daerah tertinggal memiliki keunikan budaya yang sudah berlangsung turun-temurun bahkan menjadi sumber penghidupan masyarakatnya selama ini. Tentunya hal ini merupakan potensi yang bisa dikembangkan menjadi kegiatan ekonomi kreatif untuk menggerakkan ekonomi setempat serta mengangkat kesejahteraan masyarakatnya ekonomi kreatif bersumber dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Produk ekonomi kreatif yang saat ini cukup diminati konsumen domestik dan global banyak yang bisa dikembangkan masyarakat daerah tertinggal seperti batik, ukiran, bordir, kaligrafi, aksesori, produk kulit, dan makanan ringan. Yang penting produk tersebut ada muatan corak budaya atau citarasa khas daerah yang membuatnya unik menarik di mata konsumen, bisa dijadikan suvenir, hadiah atau semacamnya.
Selain itu agar desa tersebut bisa
keluar dari ketertinggalan maka semua faktor penyebabnya harus diatasi, maka
perlu peran serta lintas dinas/instansi danpembangunan jalan di desa tertinggal
serta membangun sarana dan prasana lainnya.
Referensi